Search This Blog

Sunday, May 22, 2011

PERENCANAAN FASILITAS DAN LUAS LANTAI GUDANG, SERTA PEMINDAHAN BAHAN

Gudang adalah bangunan komersial untuk penyimpanan barang. Gudang yang digunakan oleh produsen, importir, eksportir, grosir, usaha transportasi, bea cukai, dll Mereka adalah bangunan polos biasanya besar di daerah industri kota-kota. Mereka biasanya memiliki loading dermaga untuk memuat dan membongkar barang dari truk. Kadang-kadang gudang bongkar dan muat barang langsung dari kereta api, bandara, atau pelabuhan. Mereka sering memiliki crane dan forklift untuk memindahkan barang, yang biasanya ditempatkan pada palet standar ISO dimuat ke dalam rak pallet.
 Pengertian Umum
Dalam penyusunan perencanaan letak fasilitas produksi, perencanaan gudang pabrik seharusnya dipersiapkan dengan baik. Karena gudang perusahaan akan tersebar, baik di dalam pabrik yang didirikan maupun yang berada yang di luar pabrik. Sehubungan dengan perencanaan gudang pabrik ini, maka manajemen perusahaan yang bersangkutan sebaiknya dapat mengumpulkan berbagai macam informasi yang akan berhubungan dengan perencanaan gudang tersebut. Adapun beberapa informasi ini antara lain adalah jumlah unit bahan baku yang akan dibeli, periode pembelian bahan, waktu tunggu, tingkat produksi yang akan digunakan, kebijaksanaan persediaan yang akan dipergunakan baik untuk persediaan bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi, peralatan produksi yang perlu disimpan di dalam gudang pabrik, dan lain sebagainya.
Secara umum, perencanaan gudang pabrik di dalam suatu perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a.       Gudang bahan baku
Gudang bahan baku atau gudang bahan mentah adalah tempat penyimpanan bahan baku atau bahan metah yang akan dipergunakan untuk proses produksi dalam pabrik oleh perusahaan yang bersangkutan. Banyaknya jumlah gudang bahan baku dalam masing-masing pabrik akan dipengaruhi oleh dua hal, yang pertama adalah banyak atau sedikitnya jenis bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan untuk keperluan proses produksinya, yang kedua adalah apakah masing-masing bahan baku dapat disimpan secara bersama-sama didlam gudang atau tidak. Banyak sedikitnya jumlah bahan baku yang akan disimpan di dalam gudang perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat penggunaan bahan baku untuk proses produksi, jumlah persediaan besi (safety stock) yang dipergunakan perusahaan, besarnya jumlah pembelian yang paling ekonomis, dana yang disediakan oleh perusahaan untuk investasi di dalam bahan baku, serta kebijaksanaanpersediaan bahan yang dipergunakan di dalam perusahaan.
b.      Gudang barang setengah jadi
Pada umumnya di dalam pelaksanaan proses produksi selalu terdapat bahan-bahan yang sudah mulai masuk kedalam proses produksi dalam perusahaan, namun belum dapat diselesaikan menjadi barang jadi. Barang setengah jadi ini tidak dapat dikategorikan sebagai bahan baku, atau barang jadi, sehingga diperlukan cara dan tempat penyimpanan secara tersendiri di luar bahan baku dan barang jadi. Dalam perusahaan yang menggunakan proses produksi terus-menerus, dimana mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh perusahaan adalah bersifat khusus, persoalan barang setengah jadi ini kadang-kadang tidak sempat terlihat di dalam pabrik. Hal ini disebabkan karena barang setengah jadi ini akan tertempel atau terikat pada mesin dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Namun berbeda bila perusahaan menggunakan proses produksi terputus-putus, di mana mesin dan peralatan produksi yang digunakan bersifat umum. Barang setengah jadi tidak selalu terikat atau tertempel dalam mesin dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Maka untuk kemudahan dalam pengawasan, proses produksi dilaksanakan sampai tingkat penyelesaian tertentu, baru diselesaikan menjadi produk akhir di kemudian hari.
c.       Gudang barang jadi
Gudang barang jadi merupakan gudang yang disiapkan oleh perusahaan untuk menyimpan barang jadi atau produk akhir dari perusahaan. Umumnya semua perusahaan sudah mempersiapkan gudang barang jadi ini. Namun yang perlu mendapatkan perhatian adalah penentuan seberapa besar atau luas gudang yang akan  digunakan untuk menyimpan barang jadi, serta syarat apa saja yang diperlukan bagi penyiapan gudang tersebut.
2.      Metode Penyimpanan
Gudang pabrik tidak selalu tertutup, dapat dimungkinkan terdapat gudang pabrik yang terbuka. Gudang terbuka ini dapat digunakan untuk menyimpan bahan atau barang yang diperkirakan tidak mudah rusak oleh perubahan cuaca atau mungkin sebagai tempat penyimpanan yang jangka waktunya sangan pendek.
Adapun metode penyimpanan yang dibicarakan di sini adalah metode penyimpanan yang berada dalam ruangan tertutup atau di dalam sebuah bangunan gedung. Beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:
a.       Kotak
Penyimpanan dengan menggunakan kotak pada umumnya dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang mempunyai bahan-bahan atau barang-barang yang perlu disimpan dalam bentuk dan ukuran yang relatif kecil. Bentuk dari bahan atau barang dapat beraneka ragam. Untuk masing-masing bahan atau barang tersebut dapat disediakan kotak-kotak tersendiri. Sebagai contoh dari bahan-bahan atau barang antara lain bahan dan peralatan elektronik (transistor, kapasitor, dan lain sebagainya), suku cadang kendaraan bermotor (busi, ring, mur, baut, dan lain sebagainya), dan lain sebagainya.
b.      Papan rak
Apabila bahan-bahan atau barang yang disimpan di dalam gudang tersebut merupakan bahan atau barang degan ukuran yang agak besar maka penggunaan kotak untuk penyimpanan menjadi tidak cocok lagi. Untuk melakukan penyimpanan tersebut maka diperlukan rak yang lebih besar kemudian disusus atas papan rak yang disediakan. Papan rak ini dapat dibuat dari kayu maupun besi. Jika menggunakan kerangka besi akan terdapat kemudahan untuk mengatur tinggi dan rendahnya masing-masing rak tersebut karena sudah disediakan beberapa alternatif ketinggian papan. Hal ini akan sangat menguntungkan karena tinggi rendahnya papan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.  
c.       Rak
Pada umumnya rak ini akan berguna untuk menyimpan bahan atau barang yang mempunyai ukuran yang kecil tetapi panjang. Sebagai contoh misalnya untuk menyimpan pipa , besi plat dan lain sebagainya. Penyimpanan menggunakan rak ini agak berbeda dengan papan rak karena bahan atau barang yang akan disimpan cukup diatur di atasnya tanpa mempergunakan alat lain, sedangkan di papan rak diperlukan kotak-kotak untuk penyimpanan bahan tersebut.
Agar penyimpanan dengan mempergunakan rak ini dapat dilaksanakan dengan baik, bahan atau barang yang disimpan hendaknya dikelompokkan dengan ukuran panjang dan besar yang sama. Panjang dari rak yang akan dipergunakan untuk penyimpanan ini akan disesuaikan dengan panjang masing-masing kelompok bahan atau barang tersebut.
d.      Susunan atas Rak
Bahan atau barang seperti kertas, buku, barang-barang yang dibungkus dengan kotak pembungkus dapat disimapan dengan susunan atas rak. Besarnya daya tahan bahan atau barang tersebut terhadap berat beban di atasnya dapat disesuaikan dengan tingginya susunan masing-masing bahan tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka pada setiap ketinggian tertentu dipasang papan rak yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk masing-masing susunan ini.
3.      Pertimbangan dalam Perencanaan Gudang Pabrik
Dalam penyusunan perencanaan gudang pabrik, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
a.       Penyimpanan Terpusat atau Terpisah
Dalam kebijaksanaan penyimpanan barang-barang atau bahan-bahan dalam perusahaan dikenal dua macam cara, yaitu terpusat dan terpisah. Masing-masing cara mempunyai kelebihan sendiri-sendiri sehingga perusahaan akan dapat memilih cara yang mana yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Beberapa kelebihan dari penyimpanan terpusat antara lain :
1.      Kemudahan menyusun perencanaan produksi.
2.      Kemudahan mengendalikan persediaan yang ada.
3.      Kemudahan mengendalikan kualitas bahan.
Sedangkan kelebihan penyimpanan terpisah antara lain:
1.      Kemudahan penegcekan terhadap barang yang disimpan.
2.      Kemudahan pengaturan penyimpanan.
3.      Efisiensi penggunaan gudang dengan baik.
b.      Ventilasi dan Pertukaran Udara
Dalam perencanaan gudang pabrik, manajemen perusahaan tersebut seharusnya mempersiapkan gudang pabrik dengan ventilasi dan pertukaran udara yang cukup. Hal ini akan sangat berpengaruh pada bahan-bahan maupun barang-barang yang ada dalam gudang pabrik, serta terhadap karyawan perusahaan yang bekerja dalam gudang tersebut. Dalam pengaturan bahan atau barang yang disimpan, diusahakan agar karyawan dapat berjalan dengan mudah serta pemindahan bahan atau barang dapat dilaksanakan dengan mudah, sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
Material handling merepsentasikan penanganan material dengan memakai peralatan dan metode yang benar. Jenis materialnya tentu berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain atau dengan kata lain tidak persis sama dengan sebagaimana prinsip logika berlaku tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang sama, dia hanya dan hanya sama dengan dirinya sendiri. Meskipun demikian, lima belas prinsip material handling disini mampu meraup efektifitas dan efisiensi material handling pada banyak perusahaan sebagai prinsip yang menjadi dasar pengelolaan. Prinsip pertama, sistem material handling mesti memenuhi tujuan dan keinginan mendatang. Prinsip kedua, integritas yang tinggi. Ketiga, mempertimbangkan kemampuan dan batasan manusia. Keempat, biaya per unit yang murah. Kelima, faktor energi diikutsertakan dalam justifikasi ekonomi. Keenam, penggunaan ruangan yang tepat. Ketujuh, memanfaatkan gaya berat. Kedelapan, komputerisasi. Kesembilan, arus data terintegrasi dengan arus fisik material. Kesepuluh, urutan operasi dan tata letak yang tepat. Kesebelas, standarisasi. Kedua beas, mekanisasi. Ketiga belas, tidak berdampak negatif kepada lingkungan. Keempat belas, simpel dan terkombinasi. Yang terakhir dari prinsip material handling tidak lain metode dan peralatan yang dipilih dapat digunakan untuk bermacam-macam tugas dalam berbagai kondisi operasi. Pendek kata, semua prinsip kembali pada dua kata wasiat yang akrab terdengar di telinga, "Efektif dan efisien".
Ongkos Material Handling
Di dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan merupakan salah satu factor yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan.
Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut:
·         Pemindahan bahan dari gudang bahan baku menuju departemen fabrikasi maupun departemen assembling.
·         Pemindahan bahan yang terjadi di proses satu jenis mesin menuju satu jenis mesin yang lainnya.
·         Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang barang jadi.
Setelah diketahui aktivitas-aktivitas pemindahan yang terjadi, maka selanjutnya dapat dihitung ongkos material handling yang terjadi akibat aktivitas-aktivitas yang ada tersebut. Beberapa factor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material handling adalah sebagai berikut:
Alat yang digunakan
Dalam menentukan alat angkut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         Berat material disesuaikan dengan daya angkut maksimal alat tersebut
·         Bentuk dan jenis material serta ukuran luasnya disesuaikan dengan daya tampung alat angkut
·         Sifat material, dimana harus diperhatikan kemungkinan menggunakan alat angkut khusus
Setelah ditentukan alat angkut yang akan digunakan, maka selanjutnya dapat ditentukan ongkos alat angkut berdasarkan jarak tempuh (meter gerakan)
Jarak pengangkutan
Perhitungan OMH ini merupakan perhitungan tahap pertama, karena akan dilakukan perhitungan OMH yang merupakan revisi dari perhitungan tahap pertama. Pada perhitungan tahap pertama ini, jarak antara kelompok mesin atau departemen yang mengalami aktivitas pengangkutan diasumsikan berdampingan. Selain itu untuk mengoptimalkan jarak antar aktivitas tersebut, maka kelompok mesin departemen untuk sementara diasumsikan berbentuk bujursangkar.
Cara pengangkutan
Berdasarkan hasil perhitungan terdahulu (OPC, Routing Sheet, dan MPPC), maka dapat ditentukan cara pengangkutan yang akan dilakukan. Pada dasarnya setelah ditentukan alat angkut serta jarak untuk setiap pengangkutan, maka OMH dapat diketahui, dimana:
Total OMH = (ongkos alat angkut/meter gerakan) x (jarak tempuh pengangkutan)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan cara pengangkutan adalah sebagai berikut:
·         Telusuri OPC sejak proses yang paling awal, kemudian dapat ditentukan urutan proses pengangkutan dari …… ke ……
·         Isi kolom dari, maka sebelum mengisi yang berikutnya terlebih dahulu diisi kolom ke yang merupakan kelompok tujuan, sesuai aliran yang terjadi.
·         Dalam mengisi kolom ke yang merupakan daerah tujuan pengangkutan sebelum mencantumkan aktivitas lainnya, maka aktivitas pertama harus sudah selesai mencantumkan semua material yang akan diterima dari sumber (kolom dari) yang diuraikan dalam kolom (3) untuk nama komponen serta kolom (4) untuk bentuk materialnya. Dari hal-hal tersebut di atas, maka dapat digambarkan mengenai cara pengangkutan tersebut, yaitu: setiap pengangkutan dilakukan dari sumber yang sama mengangkut beberapa bahan menuju tujuan yang sama, kemudian dari sumber yang sama menuju tujuan lainnya. Demikian selanjutnya untuk sumber-sumber pengangkutan berikutnya.
Ongkos Material Handling (OMH) mempunyai tujuan, diantaranya:
1.    Untuk menghitung besar ongkos material handling yang digunakan dalam melakukan perpindahan bahan.
2.      Dapat menentukan efisiensi penggunaan ongkos optimal dari kegiatan proses produksi
3.      Input untuk pembuatan From To Chart (FTC)
Di dalam merancang Tata Letak Pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan adalah tipe lay out yang akan digunakan.
Sedangkan pengertiannya adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi selanjutnya.
Prinsip Material Handling
·         Right Material: Material yang disediakan sesuai dengan yang dipesan oleh bagian produksi, akan lebih akurat jika menggunakan peralatan otomatis.
·         Right Mount : Jumlah yang disediakan oleh bagian material handling sesuai jumlah kebutuhan.
·         Right Condition : Sesuai dengan keinginan konsumen (misal tidak rusak, kondisi barang dipak atau tidak dipak, diurut penyusunannya, dlan lain-lain).
·         Right Place : Menempatkan material langsung dilokasi akhir siap untuk digunakan, tidak di tengah-tengah perjalanan (misal di gang).
·         Right Sequence : Urutan penanganan material yang efisien misalnya dengan penyederhanaan kerja, efisiensi manufakturing.
·         Right Cost : Mendesain bentuk yang efisien sehingga biaya menjadi efisien ‘Not the lowest cost’.
·         Right time : On time delivery, jika proses material handling di dalam pabrik dilakukan dengan peralatan otomatis syarat ini akan lebih mudah dicapai.
Prinsip Desain Material Handling
·         Planning principle, perencanaan dibuat dengan menjawab pertanyaan what (materialnya), where dan when (pergerakanya), how dan who (metodanya).
·         Standardization principle, adanya standard metoda kerja dan alat yang digunakan.
·         Work principle, yaitu meminimalkan kerja. Ukuran kerja (work) adalah aliran material (volume, jarak, jumlah) dikali jarak perpindahan.
·         Ergonomic principle, Pekerjaan dan kondisi kerja sesuai dengan operator.
·         Unit Load principle, unit load adalah satuan atau kemasan pemindahan barang untuk sekali pemindahan misalnya pallet, tote pans, kontainer, dan lain-lain.
·         Space Utilisation, pemanfaatan ruang semaksimal mungkin.
·         System principle, yaitu interaksi antara entity yang membentuk pekerjaan secara keseluruhan.
·         Automation principle, yaitu penggunaan sistem otomatisasi yang dikontrol melalui komputer.
·         Environmental principle, memperhatikan kondisi lingkungan dan tidak merusak lingkungan.
Life cycle cost principle, yaitu berfikir bagaimana cash flow akan terjadi terhadap suatu sistem material handling yang akan diterapkan mulai dari investasi peralatan maupun lokasi yang dipakai sampai dilakukan penggantian dengan metode yang baru

No comments:

Post a Comment